Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menerbitkan peraturan pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) / Antibiotik Pemacu Pertumbuhan, para ahli nutrisi dan kesehatan hewan serentak berusaha mencara penggantinya yang sepadan dengan AGP tersebut.
Berbagai sediaan alternatif disiapkan sebagai penggantinya dan beberapa produk seperti minya essensial, ekstrak rempah tumbuhan, asam organik, probiotik dan prebiotik yang dipersiapkan sebagai alternatif pengganti antibiotik untuk kesehatan saluran cerna pada hewan peliharaan khususnya ayam. Dari beberapa alternatif tersebut diatas, ternyata para ahli lebih cenderung menggunakan kombinasi probiotik dan prebiotik sebagai alternatif pengganti AGP untuk kesehatan saluran pencernaan ternak ayam.
Apa itu Probiotik ?
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah cukup, dapat memberikan manfaaat bagi kesehatan. Mikroorganisme yang dimaksud sebagian besar merupakan bakteri dari spesies Lactobacillus, Lactococcus, Bacillus, Bifidobacterium, Streptococcus, Yeast (Saccharomyces), atau kombinasi beberapa mikroorganisme tersebut (Bhupinder and Saloni, 2010).
Cara kerja probiotik adalah bekerja secara antagonis terhadap bakteria patogen di dalam saluran cerna dengan cara memodifikasi pH, mengeluarkan sekresi yang berefek langsung untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen tersebut, seperti menghasilkan bakteriosin, asam organik, hidrogen peroksida, rantai pendek asam lemak, mengatur sistem imun induk semang, menormalkan mikrobiota dalam saluran cerna, mengurangi reaksi peradangan mukosa usus, menurunkan eksresi amonia dan urea, meningkatkan penyerapan mineral dan secara umum dapat meningkatkan parameter performa dan keuntungan produksi (Vamanu and Vamanu, 2010; Ferreira et al., 2011).
Sedangkan Patterson dan Burkholder (2003), mengatakan bahwa penggunaan probiotik dalam pakan memperlihatkan peningkatan performa pertumbuhan, menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, dimana itu semua secara umum akan berpengaruh kepada pertambahan keuntungan secara finansial. Forlan (2005), berpendapat bahwa cara kerja probiotik bersifat competitiveexclusion, dimana bakteri yang difungsikan sebagai probiotik (bakteri baik) bersaing menempati mukosa di saluran cerna dengan bekteri patogen (bakteri jahat), dimana jika bakteri baik terlebih dahulu menempati tempat / menempel di mukosa usus secara tidak langsung akan langsung memblokir proses menempelnya bakteri jahat pada mukosa usus.
Apa itu Prebiotik ?
Tidak seperti probiotik, prebiotik bukanlah mikroorganisme, tetapi semacam bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, yang secara natural memungkinakan untuk berkembang atau memperbanyak diri dalam saluran cerna. Prebiotik umumnya bahan makanan yang tidak mudah untuk dicerna tetapi mengandung bahan yang dibutuhkan oleh beberapa bakteria yang berkemampuan mengurainya secara selektif dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan atau aktivitas bakteri tersebut, yang mengakibatkan adanya simbiosis saling menguntungkan antara prebiotik (bahan makanan) dan probiotik (mikroorganisme) dalam saluran cerna, sehingga hasil akhirnya dapat lebih menyehatkan siempunya saluran pencernaan tersebut (dalam hal ini ayam).
Secara definis dapatlah dikatakan bahwa prebiotik adalah zat yang terkandung dalam makanan dan tidak dapat dicerna (non-digestible), yang bermanfaat bagi kesehatan dengan cara memodifikasi pertumbuhan dan aktivitas beberapa bakteri di usus besar. Zat yang memenuhi kriteria tersebut adalah oligosakarida, seperti inulin, oligofruktosa dan galaktooligosakarida, karbohidrat tersebut secara alamiah terdapat dalam buah dan sayuran (Charalampopolus and Rastall, 2009).
Apa itu Sinbiotik ?
Sedangkan sinbiotik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kombinasi probiotik dengan prebiotik yang keduanya saling bersinergi, menghasilkan efek kepada inang dapat lebih bertahan dari ketidaksimbangan perbandingan mikroorganisme jahat dan baik dalam saluran cerna. Penyakit pada saluran cerna yang biasa disebut enteritis merupakan penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi cukup besar pada industri perunggasan, karena berdampak pada berkurangnya atau bahkan hilangnya produktivitas disamping peningkatan angka kematian serta berpotensi terkontaminasinya hasil produksi, yang mana hal tersebut harus benar-benar diperhatikan, agar bahan makanan yang dihasilkan produk perunggasan tersebut aman untuk dikonsumsi.
Penggunaan antibiotik pada makanan ternak lambat laun akan mengalami fase yang disebut dengan resistensi antibiotik terhadap bakteri (antimicrobial resistance / AMR). Oleh karena itu, maka penggunaan probiotik yang dikombinasikan dengan prebiotik pada pakan unggas merupakan salah satu pilihan yang sangat tepat untuk mengendalikan kemungkinan kejadian tersebut diatas (Huang et al., 2004).
Trachoo et al., (2008), berpendapat bahwa penggunaan kombinasi probiotik dan prebiotik akan meningkatkan kemapanan dan daya bertahan yang sangat baik bagi keseimbangan rasio antara bakteri baik dan bakteri jahat dalam saluran cerna, dibandingkan dengan hanya probiotik saja (Bhupinder and Saloni, 2010).
Sedangkan Patterson dan Burkholder (2003), mengatakan bahwa penggunaan sinbiotik akan menghasilkan performa yang lebih baik pada hewan yang berusia muda. Bahkan beberapa studi menyatakan bahwa sinbiotik dalam cara kerjanya dapat disetarakan dengan antibiotik, terutama pada kondisi stress, suhu udara tinggi dan saat pH saluran cerna dalam kondisi tidak normal, bahkan bisa juga secara efektif untuk mengurangi populasi bakteri Salmonella dan Campylobacter.
Dengan mengetahui dan memahami akan apa dan bagaimana yang disebut dengan probiotik dan prebiotik, semoga menambah wawasan dan tahu apa yang harus diputuskan serta dilakukan oleh para peternak dengan larangan pemerintah terhadap pemakaian AGP pada pakan ternak. Melalui uraian diatas semoga penggunaan kombinasi probiotik dan prebiotik menjadikan salah satu alternatif yang baik untuk menggantikan peran antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP).